Selasa, 22 September 2015

Mengenali keris dapur nogo sosro

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
Keris nogososro

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris nogososro

Bagi kita sebagai pecinta seni pusaka keris/tosan aji paling tidak harus tahu berbagai macam bentuk dapur keris,terkadang dalam satu dapur keris akan tetapi terdapat bermacam macam nama salah satunya keris berdapur nogo.dan kita sebagai pecinta sekaligus pengagum seni pusaka harus bisa "mengenali  Keris Dapur Nogo Sosro" salah satunya.


Keris yang bermotifkan naga/nogo dgn luk 13 pun tidak hanya Nogo sosro. ada keris lain dengan motif naga/nogo namun bukan Nogo sosro Diantaranya

Keris Nogo kikik: Keris motif naga luk 13 di serasah emas sampai ekor, kepala naga tdk dengan mahkota, namun hanya memakai tropong dan tanpa intan di mulutnya.

Keris Nogo Rojo: Keris serupa bertatahkan emas kepala naga bermahkota tanpa ada intan Di mulutnya.
Keris Nogo Siluman: Keris luk 13 namun gambar Naga bermahkota hanya pada bagian kepala dan ekornya saja dan bagian tubuh tidak ada.

Keris Nogo Welang: Luk 13 dan kepala naga dgn hiasan mahkota narpati (bukan mahkota raja) dan gambaran tubuh selang seling antara emas dan pamor dan jk diamati nampak seperti ular welang.

Keris Nogo Bangkotan: Keris luk 13 kepala naga bermahkota Di serasah sampai ekor namun gambaran naga hanya sampai sepertiga badan keris.

Keris Nogo Runting: Keris bermotifkan naga Di serasah emas sampai ekor bermahkota narpati dan mulut runcing

Keris Nogo Sampo: Keris motif naga luk 13 Di serasah sampai ekor namun bentuk gambar naga seperti naga dalam mitos cina.

Keris Nogo Puspo: Luk 13 Di serasah sampai ekor kepala naga bermahkota dan bentuk ekor seperti bunga yang mekar.

Keris Nogo Penganten: Luk 13 dengan motif dua ekor naga yang saling melilit serta kepala naga di bagian depan dan belakang bagian sor-soran keris dan Di serasah.

Keris Nogo Pandhito: Keris dengan motif naga yang serupa dengan Nogo sosro namun di bawah kepala naga ada tatahan orang bertapa.

Itulah sedikit gambaran mengenai keris yang bermotifkan naga dan masih banyak lagi keris bermotifkan naga dgn bentuk dan ciri2 yang berbeda serta ada yang lurus dan luk.

SEPENGGAL KISAH KERIS NOGO SOSRO.

Mohon di fahami dalam kisah cerita seperti ini sangat banyak fersi dan tolong jangan di pertentangkan dari satu cerita versi lain, yang penting kita memelihara dan ikut memiliki(hangdarbeni) warisan adiluhung dari para orang tua orang tua kita jaman dahulu.kabudayan kang adhiluhung iku gumantung marang sopo kang ngrepto lan sopo kang angleluri.kebudayaan adalah ciri nusantara ini dari jaman dahulu samp[ai sekarang, budaya suatu bangsa adalah ciri/cermin bangsa itu sendiri.

Sepenggal kisah lahirnya keris kiai nogo sosro,Malam itu kabut menyelimuti kotaraja Majapahit. Di langit, mendung menggelanyut menutup gemerlap bintang. Gelap sunyi, bahkan tak terdengar suara jengkrik dan garengpong yang biasanya rajin berpesta menyambut jatuhnya sinar rembulan. Para Rakryan Mahamantri Katrini, Rakryan Mantri ri Pakira-kiran. Dharmmadhyaksa serta Dharmma-upapatti memenuhi pendopo agung kotaraja. Duduk bersimpuh mendengarkan sang Raja yang sedang prihatin melihat kondisi kerajaan yang kian memburuk. Musim Paceklik cukup panjang sehingga sawah & ladang kering, hasil panen tidak mencukupi kebutuhan rakyat banyak, perekonomian masyarakat telah dikuasai para saudagar besar yang memonopoli perdagangan, para pejabat kerajaan tak mempedulikan keadaan rakyat, sibuk saling sikut untuk mencari kekuasaan & memperkaya diri sendiri. Kerajaan2 andahan sudah mulai berani membangkang tidak mematuhi arahan2 dari sang Raja, terutama Blambangan yang menurut informasi para telik sandi, sudah menyiapkan bala tentara untuk menggempur kota raja Serta masih banyak lagi hal yang disampaikan oleh sang Raja dalam keluh kesah keprihatinannya malam itu.

Semua yang hadir hanya menunduk terdiam. Mulut mereka kelu terkunci tak mampu menyela ataupun menampik keprihatinan sang Raja karena memang itulah yang senyatanya terjadi di wilayah kerajaan Majapahit saat itu. Sementara Raja menarik nafas dalam merasakan beban berat berada di pundaknya. Matanya menerawang jauh ke arah wringin kembar yang tertancap kokoh di tengah alun2 kota raja.

Ditengah ketermangguan yang kaku itu, seorang Dharmma-upapatti tiba2 membungkuk menyembah sang Raja, memohon ijin untuk menyampaikan pendapat. Sang Raja pun mengijinkan karena memang ia ingin sekali mendengar masukan dari yang hadir pada malam itu. Maka si Dharmma-upapatti pun memulai kalimatnya,"Mohon ampun paduka Baginda, memang benar apa yang paduka Baginda sampaikan. Kamipun sangat merasakan keadaan tak menentu yang menimpa kerajaan Majapahit saat ini. Menurut hemat saya, apakah tidak sebaiknya jika Baginda Raja memanggil mPu Supo ke kerajaan dan menitahkannya untuk membuat sebilah pusaka guna meredakan semua ontran2 yang terjadi saat ini ?

Sang Raja pun terhenyak dari kemasygulannya. Berdiri lantas berucap, " Benar apa yang kau sampaikan itu. Sudah lama kerajaan tidak memiliki pusaka setelah Kyai Sengkelat yang kita selamatkan dari Blambangan. Kini sudah saatnya Majapahit memiliki pusaka yang bisa menenteramkan kondisi kerajaan kita saat ini". Maka segeralah Raja menitahkan orang kepercayaannya untuk memanggil mPu Supo agar membuatkan keris pusaka kerajaan.

Singkat cerita, setelah MPu Supo menerima titah raja, maka segeralah dia bersemedi memohon petunjuk kepada Shang Hyang Tunggal. Bertapa cukup lama sampai mendapatkan petunjuk bagaimana bentuk & manfaat pusaka yang nanti akan digunakan sebagai salah satu pusaka andalan Majapahit itu. Setelah mendapat petunjuk, maka segeralah ia mencari bahan2 yang dibutuhkan dan mempersiapkan segala ubo rampe pembuatan pusaka kerajaan tersebut. Menempanya di kawah gunung yang sangat panas, dan menyepuhnya di laut sampai air laut itu bergejolak sehingga sampai disebut dengan Segara Wedang, yaitu air laut yang bergejolak seperti air panas yang bergelora. Setelah jadi, pusaka tersebut ternyata memiliki hiasan yang sangat indah berbentuk Naga dengan sisik yang banyak yang lantas diberi julukan Sisik Sewu atau Seribu Sisik berhias emas dengan relief kijang emas atau Kidang Mas (Kidang Kencana) di sisi tengah bawah sor-soran.

Setelah selesai seluruh prosesi pembuatan pusaka yang berbentuk Naga tersebut, lantas MPu Supo menyerahkannya kepada sang Raja. Tak ayal, sang Raja sangat bergembira menerima pusaka yang dipesannya tersebut yang lantas menamainya dengan gelar Kyai "NOGO SOSRO"

Dalam cerita ini, memang keris pusaka NOGO SOSRO diceritakan dibuat oleh mPu Supo pada era kerajaan Majapahit. Dalam legenda disebut bahwa pembuatan Kyai Naga Sasra sampai membuat air laut bergejolak (Segara Wedang). Legenda ini seakan mengejawantahkan situasi dimana pusaka tersebut lahir ditengah situasi sosial-politik Majapahit yang sedang bergejolak akibat begitu banyaknya pertentangan, pemberontakan, kemiskinan dan berbagai malapetaka lainnya. Berbagai perbedaan pandangan politik, kesenjangan sosial yang makin tampak dan beragamnya kepercayaan masyarakat pada masa itu diibaratkan dengan istilah Sisik Sewu (Sasra).

Naga Sendiri memiliki makna kewibawaan seorang Raja yang bisa memberikan pengayoman, perlindungan dan mampu mensejahterakan masyarakat yang dipimpinnya. Menyatukan berbagai perbedaan yang ada dengan simbol Keris yang bermakna tungggal lan manunggal. Sedangkan kidang kencana atau kidang mas melambangkan kemakmuran ketika semua elemen masyarakat mampu bersatu padu menyatukan tekad membentuk kerajaan yang besar. Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kertaraharja diejawantahkan dalam hiasan emas yang melapisi bilah keris Naga Sasra tersebut.

Demikian sehingga kyai Naga Sasra telah menjadi pusaka yang benar2 mengilhami sang Raja sehingga mampu menjalankan roda pemerintahan dengan lebih bijaksana dan mampu menyatukan cara pandang masyarakat sehingga segala ontran2 bisa dilalui dengan baik. Maka Kerajaan Majapahitpun kembali berdiri tegar menjadi kerajaan yang kuat.


Semoga ada manfaatnya sebagai bentuk pembelajaran mengenai pusaka peninggalan para sesepuh tanah jawa.

Keris Kiai Singo Barong Tinatah Emas

Jaman modern ini banyak orang yang berlomba lomba untuk mendapatkan sebuah peninggalan yang adiluhung dr nenek moyang kita salah satunya berupa tosan aji berupa sebilah keris. keris sudah di akui oleh dunia, karena seni dan filosofi yang terkandung di dalam sebilah keris.


http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
kiai singo barong

keris adalah filosofi gambaran hidup manusia.dan kali ini saya akan mempost sebilah tosan aji keris bedapur singo barongog/kiai singo barong tinatah emas.salah satu keris yang banyak di buru oleh orang orang milyarder ,pejabat pengusaha dn sebagainya,


Dhapur Singo Barong/nogo singo adalah keris yang bagian gandiknya diukir dengan bentuk kepala singa mirip kilin, yakni arca binatang mitologi penunggu gerbang dari Cina. Arca semacam ini banyak terdapat di kelenteng dan menunjukkan pengaruh budaya Cina di Nusantara. Ricikan keris dhapur Singo Barong biasanya menggunakan sraweyan, ri pandan dan greneng. Dhapur ini juga bisa disebut dhapur Naga Singa. Selain gandik yang diukir berbentuk singa, dhapur ini juga biasanya menampilkan kelamin yang tegang sebagai simbol kejantanan. Mulut singa juga biasanya disumpal emas atau batu permata yang konon tujuannya adalah untuk meredam aura panas atau penampilan sifat galak dari keris dhapur SIngo Barong ini. Berbeda dengan keris dhapur Nagasasra yang melambangkan kebijaksanaan dan kekuasaan seorang raja, dhapur Singo Barong merupakan simbolisme kekuasaan dan ketegasan yang dimiliki tidak saja seorang raja tetapi juga patih dan senopati perang.

salah satu benda pusaka di Nusantara ini yang namanya cukup menggetarkan para pecinta Keris Pusaka adalah  keris kiai singo Barong.  Sejak dahulu, keris dengan bentukan dapur Singa Jantan ini telah menjadi buruan para pe Smburu benda pusaka karena keris dengan dapur Singo Barong diyakini memang sangat kuat. Dapur Singo lanang (simha) ini akan membuat sang pemilik atau pemegang keris ini memiliki karakter pemberani dan kuat bagaikan simha yang penuh kekuatan dan keberanian.  Selain itu, wibawa singa juga diyakini mampu membuat pemilik atau pemegang keris ini memiliki kewibawaan dan kharisma bagaikan singa.

“Keris Kyai Singo Barong ini memang salah satu keris yang cukup istimewa, sangat langka. Kharismanya sangat kuat, dan bila kekuatan keris ini sudah menyatu dengan pribadi pemiliknya, maka orang yang memiliki keris ini bagaikan singa, disegani kawan atau lawan, tapi tidak semua orang bisa cocok memegang keris ini” penjelasan bahwa keris itu ibaratnya sama dengan pakaian sehingga wajar jika ada yang cocok atau tidak cocok. “Ya ibarat pakaian, ada yang cocok ada yang tidak.

Sebagai benda pribadi yang sangat berharga, keris dianggap sebagai benda yang pantas diwariskan kepada anak-cucu, menjadi benda pusaka yang diturunkan dari generasi ke generasi. Para generasi terdahulu umumnya memahami ajaran kejawen, termasuk ilmu pengetahuan mengenai seluk beluk perkerisan, pemeliharaannya dan kecocokkan karakter keris dengan  pemiliknya.

Seiring perkembangan zaman, nilai-nilai kejawen dan perkerisan pun mulai ditinggalkan masyarakat, sehingga tak banyak lagi masyarakat yang tahu dan memahami masalah perkerisan dengan baik. Akibatnya, mulai muncullah masalah antara keris dan pemiliknya. Efek buruk dari sebilah keris baru muncul ketika keris tersebut tidak cocok dengan pemiliknya.

Masing-masing keris mempunyai tuah / kegaiban sendiri-sendiri, seperti untuk perlindungan, kesaktian, kekuasaan, rejeki, dsb. Tuah keris yang paling dasar adalah untuk perlindungan bagi si pemilik dari serangan gaib / kejahatan. Jadi, selain tuah untuk kesaktian, kekuasaan atau rejeki, keris juga memberikan tuah sebagai perlindungan bagi si pemiliknya.

#NB: Harus di ingat sebilah keris pusaka itu hanya wasilah yang tak mutlak bisa menolong kita. jangan sampai kita berbuat sirik pada Allah, karena yang maha kuat itu bukan sebilah keris atau sebuah pusaka,akan tetapi yang paling kuat itu Tuhan semesta alam.Allah ta'alla.

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris singo barong

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris singo barong

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris singo barong

Tilam Upih Pamengkang Jagad


keris tilam pamengkang jagad

Dhapur      :Tilam Upih Pamengkang                        Jagad
Pamor     :Adeg Siji / Sodo Sak Ler
Tangguh     :Tuban
Jejeran       :Kayu Kemuning
Warangka  :Kayu Asem
Yoni     :Dipercaya pemiliknya                            akan mempunyai wibawa                     yang sangat besar, dan                          juga sebagai                                        penolak / penangkal segala sesuatu yang tidak diinginkan seperti serangan guna- guna, makhluk halus, binatang berbisa dan orang yang mempunyai itikad tidak baik terhadap dirinya.



Yang harus di perhatikan para pecinta besi aji/tosan aji


Peringatan ini untuk para pemula pecinta seni tosa aji 

Pengertian keris yang harus dihindari disini bukanlah keris dengan jin gundul berwajah buruk pembawa sial seperti keyakinan banyak orang, melainkan keris yang diragukan syarat materialnya (wutuh, tangguh, sepuh) untuk dibeli, dibayar atau dimaharkan.

keris tilam pamengkang jagad
keris tilam pamengkang jagad
Jika anda pencinta keris sepuh/tua/kuno, berhati-hatilah sebab segmen pasar keris jenis ini rawan penipuan. Ketahuilah keris dapur mana saja yang popularitasnya tinggi dan ketersediaanya cukup banyak (sengkelat, parungsari, jalak) dan keris dapur mana saja yang popularitasnya tinggi tapi ketersediaan pasar sedikit (jaran guyang, sempana bungkem, pasopati). Semakin jarang dapur keris tersebut maka terjadi upaya untuk membesut/mengolah keris dapur lain yang mirip untuk dijadikan dapur yang jarang sekaligus bernilai jual tinggi. Misalnya Kalamisani diolah menjadi Pasopati, keris lurus dijadikan luk kemba/hemet dan seterusnya.

Pemalsuan juga bukan saja soal mengubah dapur keris tetapi juga membuat bilah keris menjadi sepuh/tua/kuno, baik dengan proses kimiawi (menggunakan asam) atau proses alamiah (menguburnya di tanah atau membiarkannya di tempat terbuka dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena permintaan keris sepuh/tua/kuno cukup tinggi, maka cara lain adalah membuat keris jenis itu dengan bahan-bahan material yang mirip seperti pipa ledeng bahkan velg motor untuk bilah dan pamor. Mereka yang tidak mampu memilah atau terlalu bernapsu dengan keris sepuh membuat permintaan tinggi dimana pasar bereaksi memenuhi kebutuhan itu dengan berbagai cara. Seorang seller keris pernah mengatakan pada saya bahwa makin hari ketersediaan keris sepuh/tua/kuno yang asli semakin sedikit. Keris yang bagus-bagus sudah jatuh ke tangan kolektor kelas kakap. Mereka membeli keris dengan harga murah kepada pedagang yang lebih kecil serta berani menjualnya kembali dengan harga tinggi karena sudah punya nama besar. Sementara keris yang tersisa hanya berputar di dalam pasar level bawah dengan harga yang terus naik karena sudah berkali-kali berpindah tangan. Ketersediaan yang semakin sedikit itulah yang kemudian dipenuhi oleh keris besutan/owah-owahan yangdibuat semirip mungkin dengan aslinya, selagi permintaan pasar lebih cenderung kepada keris sepuh dibandingkan keris baru.

Dengan demikian keris besutan/owah-owahan bukan lagi mengambil bentuk 'asal jadi' dan 'asal aneh' seperti fenomena tahun 1980an, melainkan mengikuti keinginan pasar dimana para peminat keris sepuh sudah semakin pintar untuk mencari pusaka sesuai pakem. Benarkah sesuai pakem? Jika pakem mengatakan bahwa keris harus memenuhi kriteria utuh (dicari yang tidak cacat seperti combong atau nama kerennya pamengkang jagad, nyangkem kodok, randa beser, pamor minum darah dan sebagainya), maka harus memenuhi kriteria sepuh dan tangguh itulah yang masih jadi pertanyaan besar. Butuh pengalaman memegang keris dan jam terbang tinggi untuk bisa mengetahui seberapa tua dan jaman pembuatan sebuah pusaka.

Oleh karena itu, membeli/memahari sebilah pusaka sepuh/kuno/tua terutama online harus memperhatikan aspek sebagai berikut: Pertama, harga yang realistis; jika harga terlalu murah atau terlalu mahal, anda boleh curiga. Terlalu murah bisa jadi kualitasnya memang rendah atau penjualnya tidak tahu menilai kualitas barang (meski faktor ini jarang terjadi), atau terlalu mahal karena banyak cerita bumbu yang dijual (pegangan raja majapahit, milik empu gandring dan sejenis). Pada saat ini, sebilah keris sepuh dengan dapur yang mudah diperoleh (brojol, jalak) dan pamor mlumah atau tiban (ngulit semangka, wos wutah) berkualitas tangguh, utuh sepuhnya baik biasanya berkisar 800ribu-1,5juta rupiah. Jika melalui proses lelang bisa lebih murah, entah karena sudah bosan, stok banyak atau ada cacat kecil yang tidak berarti. Keris dengan dapur yang lebih jarang (pasopati) dengan usia yang lebih tua, pamor miring atau rekan (lar gangsir, ron genduru) bisa berkisar 2,5 hingga 3 juta rupiah. keris tua tangguh bali yang jarang di pasaran bisa mencapai 4 juta rupiah sementara keris dengan dapur seperti singo barong atau nogososro tanpa kinatah bisa mencapai 5 juta rupiah. Itu semua masih harga bilah dengan sandangan standar. Semakin mahal sandangan seperti warangka dengan perak murni, emas bahkan permata tentu saja akan membuat keris semakin mahal. disini bukan lagi faktor obyektif mengenai material tetapi sudah soal investasi bahkan juga faktor subyektif seperti keindahan dan seni. Belum lama ini saya melihat langsung sebilah keris dengan sandangan berupa warangka emas campur perak dengan hiasan batu mirah serta berlian. Penjualnya menyebutkan angka 450 juta rupiah untuk keris dengan dapur Sempana luk 7 yang menurut saya bilahnya biasa-biasa saja. Itu masih lebih fair dibandingkan orang yang menipu dengan mengatakan menjual keris Pasopati seharga milyaran rupiah, padahal gambar yang dipasang adalah Tilam Upih biasa.

Kedua, seller yang terpercaya. Banyak penjual yang kini sudah memiliki blog atau facebook untuk menawarkan dagangannya. Pilihlah mereka yang dapat dipercaya baik kualitas barang dagangan, service exellence, serta respons yang bersahabat. Saya cenderung memilih penjual yang kredibilitasnya bukan saja didapat secara online, tetapi juga mereka yang memiliki penjualan offline, serta mudah dihubungi baik lewat email atau telpon. Dengan demikian kepercayaan bisa dibangun dengan baik untuk proses bisnis selanjutnya. Pengalaman saya, pada akhirnya harga nomor dua karena nomor satu adalah kepercayaan yang tidak mudah untuk didapat dan dipelihara. Pertimbangkan pula faktor budaya dan daerah untuk menggambarkan secara garis besar karakter penjual dan barang dagangannya, sehingga anda dapat lebih mudah memilih pusaka berdasarkan gatra (Yogya, Solo, Madura) bahkan juga membaca kesukaan seller terhadap jenis pusaka tertentu. Seorang seller langganan saya menyukai pamor wengkon sehingga informasi terhadap pamor jenis itu dan ketersediaan yang dimilikinya, memudahkan saya jika kelak menginginkan pamor demikian.

Ketiga, pertimbangkan suara hati dan perbanyak pengetahuan tentang aspek fisik/material keris. Seringkali faktor "keblondrok" (tertipu mendapat keris besutan/muda padahal menginginkan yang tua) bukan saja karena tidak memahami harga pasar, seller yang curang tetapi juga lebih banyak karena ketidaktahuan dan rasa abai terhadap hati sendiri. Jika sudah bernapsu menginginkan suatu, maka peluang untuk jatuh karena terlalu mahal dan tertipu juga semakin besar. Favoritisme terhadap dapur atau pamor tertentu membuat orang kalap untuk mengejar apalagi harus berlomba dengan orang lain di pelelangan. Selain menguras dompet, tentunya akan malu jika mendapat barang yang ternyata bertolakbelakang dengan harapannya. saya pribadi menganggap proses "keblondrok" untuk satu kali adalah wajar demi pembelajaran. Setidaknya anda memegang sebilah keris yang akan jadi referensi agar tidak mendapatkan yang serupa. Siapapun bahkan yang katanya pakar perkerisan pernah mengalami hal ini. Jika anda berkali-kali "keblondrok" tanpa pernah mau belajar, itu bebal namanya. Itulah sebabnya suara hati penting dan diimbangi dengan proses pengetahuan yang mumpuni. Ada banyak tempat untuk bertanya dan didatangi, ada banyak buku dan referensi untuk dibaca. Tidak ada salahnya mendatangi dan memiliki kan?

Lantas bagaimana dengan penggemar pusaka baru/tangguh Kamardikan abad XX dan XXI? Sejalan dengan perkembangan pasar, keris atau pusaka baru juga sudah bermunculan dan memiliki kualitas yang semakin lama semakin baik. Meski masih disambut dingin oleh para kolektor pemula yang tergila-gila dengan keris sepuh, keris Kamardikan (pembuatan setelah tahun 1945) masa sekarang sudah mengikuti pakem bahkan mutrani (duplikat) terhadap keris-keris sepuh yang dapur dan pamornya langka. Seorang seller pernah mengatakan kepada saya bahwa Keris Kamardikan yang dibelinya sebagai modal untuk lelang, memiliki harga rata-rata 300 ribu rupiah sementara yang berkualitas sangat bagus baik dapur yang jarang maupun pamor miring/rekan bisa mencapai 2,5 juta rupiah. Penjual yang jujur akan mengatakan bahwa barangnya adalah Kamardikan baik garap biasa maupun garap alus. Sementara yang tidak jujur atau tidak mau tahu akan mengatakan itu keris sepuh dan membodohi pembeli yang tidak mau belajar.

Untuk itulah sangat penting untuk menghindari keris-keris yang tidak sesuai dengan harapan, isi kantong dan pengetahuan anda. Tidak ada salahnya memiliki keris baru yang bagus garapannya dibandingkan memburu keris tua yang tidak jelas asal-usulnya.   

Arti Dapur Keris Menurut Para Mpu


http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
dapur keris jalak
Setiap mpu berhasil menciptakan hasil karya pasti di dalamnya terkandung arti dan makna yang terselip dalam filosofi dan kegunaan hasil karya itu sendiri, dari hasil imajinasi sang masterpeace keris itu jaman dahulu dan sekarang begitu berharganya dalam sebilah keris atau tosan aji.kita sudah banyak mengenal mpu mpu sakti pilih tanding dalam olah kanuragan dan olah batin hingga setiap hasil karyanya dari berabad abad yang lampau kini di hargai dan sangat di perebutkan, entah itu untuk sesuatu hal yang berbau mistik, atau hanya pengagum seni keris yang telah di akui oleh dunia bahwa keris indunesia sangat bermutu tinggi. 



http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
pulanggeni
PULANG GENI
 merupakan salah satu dapur keris yang populer dan banyak dikenal karena memiliki padan nama dengan pusaka Arjuna. Pulang Geni bermakna Ratus atau Dupa atau juga Kemenyan. Bahwa manusia hidup harus berusaha memiliki nama harum dengan berperilaku yang baik, suka tolong menolong dan mengisi hidupnya dengan hal-hal atau aktifitas yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Dengan berkelakuan yang baik dan selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, tentu namanya akan selalu dikenang walaupun orang tersebut sudah meninggal. Oleh karena itu, Keris dapur Pulang Geni umumnya banyak dimiliki oleh para pahlawan atau pejuang.




http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
kidang soka
KIDANG SOKA


memiliki makna Kijang yang berduka.  

Bahwa hidup manusia akan selalu ada Duka, tetapi manusia diingatkan agar tidak terlalu larut dalam duka yang dialaminya. Kehidupan masih terus berjalan dan harus terus dilalui dengan semangat hidup yang tinggi. Keris ini memang memiliki ciri garap sebagaimana keris tangguh Majapahit. Tetapi melihat pada penerapan pamor serta besinya, tidak masuk dikategorikan sebagai keris yang dibuat pada jaman Majapahit. Oleh karena itu, dalam pengistilahan perkerisan dikatakan sebagai keris Putran atau Yasan yang diperkirakan dibuat pada jaman Mataram. Kembang Kacang Pogog semacam ini umumnya disebut Ngirung Buto.


http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
sabuk inten
SABUK INTEN,

merupakan salah satu dapur keris yang melambangkan kemakmuran dan atau kemewahan.  
Dari aspek filosofi, dapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha atau pedagang pada jaman dahulu. Keris Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain karena legendanya, juga karena adanya cerita silat yang sangat populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan Sabuk Inten karangan S.H. Mintardja pada tahun 1970-an.




                                           Nogo Sosro
http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
 Nogo Sosro 

adalah salah satu nama Dapur Keris Luk 13 dengan Gandik berbentuk kepala Naga yang badannya menjulur mengikuti sampai ke hampir pucuk bilah. 
Salah satu Dapur Keris yang paling terkenal walaupun jarang sekali dijumpai adanya keris Naga Sasra Tangguh tua. Umumnya keris dapur Naga Sasra dihiasi dengan kinatah emas sehingga penampilannya terkesan indah dan lebih berwibawa. Keris ini memiliki gaya seperti umumnya keris Mataram Senopaten yang bentuk bilahnya ramping seperti keris Majapahit, tetapi besi dan penerapan pamor serta gaya pada wadidhangnya menunjukkan ciri Mataram Senopaten. Sepertinya berasal dari era Majapahit akhir atau bisa juga awal era Mataram Senopaten (akhir abad ke 15 sampai awal abad ke 16). Keris ini dulunya memiliki kinatah Kamarogan yang karena perjalanan waktu, akhirnya kinatah emas tersebut hilang terkelupas. Tetapi secara keseluruhan, terutama bilah masih bisa dikatakan utuh. Keris Dapur Naga Sasra berarti Ular yang jumlahnya seribu (beribu-ribu) dan juga dikenal sebagai keris dapur Sisik Sewu. Dalam budaya Jawa, Naga diibaratkan sebagai Penjaga. Oleh karena itu banyak kita temui pada pintu sebuah Candi ataupun hiasan lainnya yang dibuat pada jaman dahulu. Selain Penjaga, Naga juga diibaratkan memiliki wibawa yang tinggi. Oleh karena itu, Keris dengan dapur Naga Sasra memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keris lainnya.


http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
SENGKELAT

adalah salah satu keris dari jaman Mataram Sultan Agung (sekitar awal abad ke 17). 
Dapur Keris ini adalah Sengkelat. Pamor keris sangat rapat, padat dan halus. Ukuran lebar bilah lebih lebar dari keris Majapahit, tetapi lebih ramping daripada keris Mataram era Sultan Agung pada umumnya. Panjang bilah 38 Cm, yang berarti lebih panjang dari Keris Sengkelat Tangguh Mataram Sultan Agung umumnya. Bentuk Luk nya lebih rengkol dan dalam dari pada keris era Sultan Agung pada umumnya. Gonjo yang digunakan adalah Gonjo Wulung (tanpa pamor) dengan bentuk Sirah Cecak runcing dan panjang dengan buntut urang yang nguceng mati. Kembang Kacang Nggelung Wayang. Jalennya pendek dengan Lambe Gajah yang lebih panjang dari Jalen. Sogokan tidak terlalu dalam dengan Janur yang tipis tetapi tegas sampai ke pangkal bilah. Wrangka keris ini menggunakan gaya Surakarta yang terbuat dari Kayu Cendana.

                                      RAGA PASUNG,
http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
nogo pasung

atau Rangga Pasung memiliki makna sesuatu yang dijadikan sebagai Upeti. 
Dalam hidup di dunia, sesungguhnya hidup dan diri manusia ini telah diupetikan kepada Tuhan YME. Dalam arti bahwa hidup manusia ini sesungguhnya telah diperuntukkan untuk beribadah, menyembah kepada Tuhan YME. Dan karena itu kita manusia harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini sesungguhnya semu dan kesemuanya adalah milik Tuhan YME.

                                          BETHOK BROJOL,
http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
bethok /brojol

 adalah keris dari tangguh Tua juga.  
Keris semacam ini umumnya ditemui pada tangguh Tua seperti Kediri/Singosari atau Majapahit. Dikatakan Bethok Brojol karena bentuknya yang pendek dan sederhana tanpa ricikan kecuali Pijetan sepeti keris dapur Brojol.






                      PUTHUT KEMBAR
,
http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
puthut kembar/omyang
oleh banyak kalangan awam disebut sebagai Keris Umphyang. 
Padahal sesungguhnya Umphyang adalah nama seorang mPu, bukan nama dapur keris. Juga ada keris dapur Puthut Kembar yang pada bilahnya terdapat rajah dalam aksara Jawa kuno yang tertulis “Umpyang Jimbe”. Ini juga merupakan keris buatan baru, mengingat tidak ada sama sekali dalam sejarah perkerisan dimana sang mPu menuliskan namanya pada bilah keris sebagai Label atau “trade mark” dirinya. Ini merupakan kekeliruan yang bisa merusak pemahaman terhadap budaya perkerisan. Puthut, dalam terminologi Jawa bermakna Cantrik, atau orang yang membantu atau menjadi murid dari seorang Pandhita / mPu pada jaman dahulu. Bentuk Puthut ini konon berasal dari legenda tentang cantrik atau santri yang diminta untuk menjaga sebilah pusaka oleh sang Pandhita. Juga diminta untuk terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bentuk orang menggunakan Gelungan di atas kepala, menunjukkan adat menyanggul rambut pada jaman dahulu. Bentuk wajah, walau samar tetapi masih terlihat jelas guratannya. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa dapur Puthut mulanya dibuat oleh mPu Umpyang yang hidup pada era Pajang awal. Tetapi inipun masih belum bisa dibuktikan secara ilmiah karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah.Pajang, dalam buku Negara Kertagama yang ditulis pada jaman Majapahit, disebutkan adanya Pajang pada jaman tersebut. Oleh karena itu, sangat sulit untuk mengidentifikasi, apakah keris dengan besi Majapahit tetapi juga ada ciri keris Pajang bisa dikatakan tangguh Pajang – Majapahit, yang berarti keris buatan Pajang pada era Majapahit akhir (?).

                                         KERIS LURUS SUMELANG,
http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris sumelang

dalam bahasa Jawa bermakna kekhawatiran atau kecemasan terhadap sesuatu. Sedangkan Gandring memiliki arti setia atau kesetiaan yang juga bermakna pengabdian. 
Dengan demikian, Sumelang Gandring memiliki makna sebagai bentuk dari sebuah kecemasan atas ketidaksetiaan akibat adanya perubahan. Ricikan keris ini antara lain : gandik polos, sogokan satu di bagian depan dan umumnya dangkal dan sempit, serta sraweyan dan tingil. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa keris dapur Sumelang Gandring termasuk keris dapur yang langka atau jarang ditemui walau banyak dikenal di masyarakat perkerisan. (Ensiklopedia Keris : 445-446). Konon salah satu pusaka kerajaan Majapahit ada yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring. Pusaka ini hilang dari Gedhong Pusaka Keraton. Lalu Raja menugaskan mPu Supo Mandangi untuk mencari kembali pusaka yang hilang tersebut. Dari sinilah berawal tutur mengenai nama mPu Pitrang yang tidak lain juga adalah mPu Supo Mandrangi. (baca : Ensiklopedia Keris : 343-345).


                                              TILAM UPIH,
http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris tilam
dalam terminologi Jawa bermakna tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk tidur. 
Diistilahkan untuk menunjukkan ketenteraman keluarga atau rumah tangga. Oleh karena itu banyak sekali pusaka keluarga yang diberikan secara turun-temurun dalam dapur tilam Upih. Ini menunjukkan adanya harapan dari para sesepuh keluarga agar anak-cucunya nanti bisa memperoleh ketenteraman dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.

Sedangkan Pamor ini dinamakan UDAN MAS TIBAN. Ini karena terlihat dari penerapan pamor yang seperti tidak direncanakan sebelumnya oleh si mPu. Berbeda dengan kebanyakan Udan Mas Rekan yang bulatannya sangat rapi dan teratur, Udan Mas Tiban ini bulatannya kurang begitu teratur tetapi masih tersusun dalam pola 2-1-2. Pada tahun 1930-an, yang dimaksud dengan pamor Udan Mas adalah Pamor Udan Mas Tiban yang pembuatannya tidak direncanakan oleh sang mPu (bukan pamor rekan). Ini dikarenakan pamor Udan Mas yang rekan dicurigai sebagai pamor buatan (rekan). Tetapi toh juga banyak keris pamor udan mas rekan yang juga merupakan pembawaan dari jaman dahulu. 
Oleh banyak kalangan, keris dengan Pamor Udan Mas dianggap memiliki tuah untuk memudahkan pemiliknya mendapatkan rejeki. Dengan rejeki yang cukup,diharapkan seseorang bisa membina rumah tangga dan keluarga lebih baik dan sejahtera.Lar GangSir konon merupakan kepanjangan dari GeLAR AgeMan SIRo yang memiliki makna bahwa Gelar atau jabatan dan pangkat di dunia ini hanyalah sebuah ageman atau pakaian. Suatu saat tentu akan ditanggalkan. Karena itu jika kita memiliki jabatan/pangkat atau kekayaan, maka janganlah kita SOMBONG dan TAKABUR (Jawa = Ojo Dumeh). Jangan mentang-mentang memiliki kekuasaan, pangkat dan jabatan atau kekayaan, maka kita bisa seenaknya sendiri sesuai keinginan kita tanpa memikirkan kepentingan orang lain.