Minggu, 15 November 2015

Sejarah Empu Dan Perkerisan di Nusantara

                 
http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris nogo rojo kinatah emas


Perjalanan "sejarah perkerisan dan empu pembuatnya", sangat panjang dari dinasti jaman pra sejarah sampai peradaban modern yang namanya pusaka keris di indonesia masih sangat di minati, bahkan sejarah yang tercatat negara nusantara indonesia ini berdiri keris juga termasuk dalam sejarahnya.


Keris di ciptakan dibuat oleh para empu dr zaman ke zaman sampai sekarang ini dgn keahlian yang kadang diluar akal manusia.
Keris dibuat sebagai lambang sebagai pusaka oleh para empu atas dawuh seorang Raja.... yang hingga saat ini pusaka pusaka tersebut sebagai saksi tntg keberadaan sejarah kerajaan di tanah jawa di masa lalu.
Berikut sebagian data riwayat tentang Empu dan pusaka babarannya.

Sri Paduka Maharaja Dewa Buddha yang bertahta di wukir mahendragiri sekitar th 125 memerintahkan kepada Empu Hyang Ramahadi untuk membuat keris, dan dari ketrampilan Sang Empu tercipta 3 bilah keris yang di beri nama
1- sang lar ngatap
2- sang pasopati
3- sang cundrik arum
Konon sang Empu masih keturunan Dewa yang jarang bisa di temui orang yang ingin mendekati

Prabu Dewa Kenanga yang bertahta di negara Medang Siwandata
Beliau menitahkan Empu Sakahadi untuk membuat pusaka yang sakti. Dan dlm waktu satu tahun tercipta lah Sebilah keris yang diberi nama
Sang jalak dinding
Dalam riwayat dikarenakan ketenaran sang Empu maka Prabu Dewa Kenanga membunuh Sang Empu agar tidak ada pusaka sakti yang lain di negri tsb.

Prabu Birowo yang memerintah kerajaan Tulisan sekitar tahun 230 Memerintahkan kepada Empu Sukmahadi dan tercipta Sebilah keris yang di beri nama
Sang kolohamisani
Dalam riwayat setelah membabar pusaka tsb Sang Empu tidak mau lagi membuat keris... karna punya firasat hasil karyanya akan merenggut banyak nyawa orang lain.dan beliau menyingkirkan diri dari keramaian dunia hidup di gunung hingga moksa.

Prabu Budho Woko Raja kerajaan Medang Kamulan
Memerintahkan untuk membuat dua pusaka kepada Empu Bromokedali yang di beri nama
1- sang balebang
2- sang tilam upih
Konon dalam riwayat setelah tilam upih selesai dibuat sang Empu kurang menyukai pusaka tsb.. tilam upih segera dibungkus klaras dan dibuang di samudra kidul... dan pada zaman Empu Kandang Dewo pusaka tsb di temukan.

Prabu Norodigdo yang bertahta di Giling Wesi sekitar tahun 265
Memerintahkan kepada Empu Saptogati untuk membuat pusaka. Dan karya sang Empu yang bisa di ketahui sampai saat ini ada tiga bilah
yang di beri nama
1- sang joko serang
2- sang supono sidik
3- sang jontro

Prabu Kolo yang memerintah negara Purwocarito
Pada tahun 418 memerintahkan kepada Empu Pujogati untuk membuat pusaka dan dari keahlian sang Empu tercipta dua bilah pusaka yang di beri Nama
1- sang suponoluk
2- sang bango dolog
Dan pada tahun 420 sepeninggal Empu Pujogati sang Prabu memerintahkan kepada Empu Songgogati (murid empu Pujogati) untuk membabar pusaka dan tercipta dua pusaka yang di beri nama
1- sang karacan
2- sang setan kobar
Nama setan kobar diberikan karena waktu membuat keris tempat perapian hangus terbakar.

Prabu Basupati raja kerajaan Wiratha (Japara) sekitar tahun 522
Memerintahkan kepada Empu Dewoyoso dan tercipta 3 bilah pusaka yang di beri nama
1- sang ron bakung
2- sang yuyu rumpung
3- sang dadap ngerak

Prabu Dwastro yang memerintah kerajaan Purwocarito th 729
Memerintahkan kepada Empu Mayang (cucu Empu Dewoyoso) dan
dalam membuat keris sang Empu sengaja membikin menyerupai
buatan eyangnya.dan pada suatu malam seakan di temui
eyangnya.dan mendapatkan peringatan... diperkenankan melanjutkan membabar tiga pusaka tsb tapi di larang menyamai namanya.... dan setelah jadi tiga pusaka tsb di beri nama
1- sang carubuk
2- sang kebo lajer
3- sang kabor

Prabu Gendroyono yang bertahta di kerajaan mamenang Kediri
Pada suatu ketika datanglah seorg empu dr negri tetangga yang bernama Empu Sarpodewo... dan Sang Prabu memohon untuk di buatkan keris pusaka.. tercipta lah tiga bilah pusaka yang di beri nama
1- sang cengkrong
2- sang Damar Murub
3- sang carito

Di zaman yang sama juga datang Empu dr sunda dan oleh Sang Prabu diminta membabar pusaka.. dr keahlian Empu Ramayadi tercipta tiga bilah keris yang di beri nama
1- sang pandowo
2- sang karno tinanding
3- sang bhimokurdo

Prabu Citrosomo yang bertahta di Pengging th 941
Memerintahkan kepada Empu Gondo Wiseso dan tercipta dua pusaka yang di beri Nama
1- sang megantoro
2- sang raras jiwo

Prabu Sri Mohopunggung zaman Medang Kamulan

Memerintahkan kepada Empu Windu Dibyo dan tercipta lah empat pusaka yang di beri nama
1- sang panji sekar
2- sang carangsoko
3- sang panji anom
4- sang sekar gading

Prabu Djoyo Amiluhur zaman Jenggala
Memerintahkan pada Empu Kandang Dewo dan tercipta tiga pusaka yang diberi nama
1- sang sabuk inten
2- sang jalak
3- sang kolowelang

Pada masa Prabu Jayeng Rono Empu Windu sarpo membabar 4 pusaka. Yang di beri nama
1- sang Brojol
2- sang Bethok
3- sang lar bango
4- sang Nogo tampar

Pada masa Prabu Banjaransari Pajajaran memerintahkan kepada Empu Handoyo sangkolo dan berhasil membuat dua pusaka.
1- sang tilam sari
2- sang parungsari

Pada masa negri Pengging Witoradyo Empu Wereng berhasil menciptakan 3 pusaka yang diberi nama
1- sang lunggadung
2- sang pandowo lare
3- sang supono

Di zaman yang sama Empu Gondo Widjoyo berhasil membuat 3 keris dan 3 patrem (senjata wanita) yang di beri nama
1- sang mengeng
2- sang crubuk
1- sang buntolo
yang berwujud patrem
1- Nyai carang buntolo
2- Nyai pulut bendo
3- Nyai puthut

itu semua keris2 kuno yang di jadikan pedoman oleh para empu dimasa selanjutnya

Prabu Munding Wangi raja Pajajaran memerintahkan kepada Empu Sri Kaneko dan berhasil membuat Dua pusaka yang di beri Nama
1- Kyai kalut
2- Kyai bangwetan
Empu Kayat Sari dgn satu pusaka
1- Kyai Sinom wora-wari

Prabu Sri Pamekas raja pajajaran memerintahkan kepada Empu Hanjani dgn 2 pusaka
1- Kyai Jalak ngore
2- Kyai carito klenthang

Prabu Ciung Wanoro memerintahkan kepada Empu Marcukundo berhasil dgn 2 pusaka
1- Kyai Jangkung
2- Kyai pandowo cinarito
Empu Welang dgn dua pusaka
1- Kyai Kukuhan
2- Kyai Nogo siluman

di zaman itu di wilayah Cirebon juga ada Empu yang menetap dihutan krn tdk mau mengabdi pd kerajaan di pasundan
diantara nya Empu Bayuaji yang tinggal di hutan dan bergaul dgn hewan serta para lelembut penunggu hutan... dan dgn bantuan para lelembut beliau berhasil membabar Sebilah pusaka yang dahsyat.. yang diberi nama Kyai Setan Kober

tidak jauh dr tempat Empu Bayuaji jg bermukim Empu Damar jati... tetapi keduanya saling bertentangan
karya Empu Damar jati berupa 2 pusaka yang diberi Nama
1- Kyai sabuk lonthang
2- Kyai lamak godong

Prabu Sri Samaratsaha yang bertahta di Kedhiri memerintahkan kepada Empu Sutoposono dan berhasil membuat pusaka ampuh yang di beri nama
1- Kyai Tapodriyo

Prabu Sri Kamesywara raja Kedhiri memerintahkan kepada Empu Demang dan karya terbaik adalah Sebilah keris yang diberi Nama
1- Kyai Gliyeng

berikut para empu yang pada zaman Mojopahit

Sang Rama Wijaya pendiri Mojopahit memerintahkan Empu Honggorekso dan diantara pusaka tsb adalah
1- Kyai Jalak sangu tumpeng
2- Kyai Jalak sumelang gandring
3- Kyai Mangkurat
4- Kyai mangkunegoro

Empu Dhomas
1- Kyai Gajah

pada masa Prabu Joyonegoro

Empu Surodriyo
1- Kyai kasuto

Empu Pujodewo
1- Kyai Gagak ngore
2- Kyai Gondowiso

Empu Pujosekti
1- Kyai keblabak

di zaman prabu Hayam Wuruk

Empu Supodriyo
1- Kyai Gonjowiso
2- Kyai topodrono

Empu Sapangrani
1- Kyai Tohjiwo
2- Kyai Wungkul

Empu Sopohadi
1- Kyai Blawong
2- Kyai Buntu

zaman Prabu Browidjoyo 4

Empu Pangeran Sedayu (Empu Supo)
1- Kyai Sengkelat
2- Kyai Nogo sosro
3- Kyai Jaruman
4- Kyai Sabuk inten
5- Kyai Panimbal

Empu Djikjo
1- Kyai Sepokal
2- Kyai Mundharang
3- Kyai Butoijo
4- Kyai Hanoman


para Empu Tuban sezaman dgn Mojopahit
Empu Putu Galuh
1- Kyai Bango mampang

Empu Demangan
1- Kyai Bandar

Empu Kuwung
1- Kyai Tedhak sungging

Empu Solohito
1- Kyai Ulosabet

Empu Bekeljati (empu modin) murid Sunan Bonang
1- Kyai Rowanggo
2- Kyai Sumpono bungkem

para Empu madura zaman Mojopahit

Empu Sriloko
1- Kyai Bodig

Empu Kaloko
1- Kyai kuwung-kuwung

Empu Akoso
1- Kyai Gagak banyu

Empu zaman Blambangan

Empu Bromokedali
1- Kyai Hargokedali
2- Kyai Madubronto

Empu Luwuk
1- Kyai lawung
2- Kyai Gantar

Empu Lunglungan
1- Kyai Madurojo

Empu Kebolungan
1- Kyai Kocak

Empu Pitranggeni (empu supo waktu menyaar)
1- Kyai Jalak Anggon
2- Kyai nogosruwe
3- Kyai ulowadon
4- Kyai pucuk

di zaman demak para empu tdk banyak membabar jenis pusaka baru.. dan hny membuat pusaka untuk para prajurit dan senopati dgn meniru keris yang telah ada

di zaman kesultanan Pajang
Empu Kyai Humyang /Umyang (nama Empu Djoko Supo)
1- Kyai Ombak Banyu

Empu Loo bang
1- Kyai Bangonoleh

Empu Canthoko
1- Kyai Kluwakmas

Empu lo ning
1- Kyai Sanggo

Empu Japan
1- Kyai Blaraksempal

Empu Tepas
1- Kyai Udan angin

Empu Zaman Mataram

Empu Guling
1- Kyai Guling Mataram
2- Kyai Brojowiso

Empu Lo ning
1- Kyai lakso

Empu Teposono
1- Kyai Panurun
2- Kyai Pandengan
3- Kyai Bardas

Empu Tanggulmoyo
1- Kyai Jabar

zaman Sultan Agung

Empu Sendang
1- Kyai Babar layar

Empu Setrobanyu
1- Kyai Rogo ulah
2- Kyai semar mesem

Empu Setrogeni
1- Kyai Dadap ngerang

Empu Kithing
1- Kyai Kandang bejo

Empu Kyai Enom (raden Djoko Supo)
1- Kyai Manglar mongo
2- Kyai Nogo penganten
3- Kyai Nogo gini
4- Kyai Nogo sosro
5- Kyai Nogo welang
6- Kyai Nogo kikik
7- Kyai Nogo rojo

zaman kartosuro
Empu Luyung
1- Kyai Wadas polah
2- Kyai Jamurdipo

Empu Luyung ke 2
1- Kyai Bawuk

Empu Kasub
1- Kyai Padang
2- Kyai Brojokeso

Empu Ardi
1- Kyai Margopati

dan masih banyak lagi para empu yang tdk bisa ditemukan hasil karyanya.. krn di masa lalu para empu menyembunyikan diri serta di masa penjajahan byk pusaka yang dibawa ke Belanda serta byk yang di bawa lari para pejuang ke wilayah pegunungan.
alhasil byk pusaka yang di pedusunan akhirnya dijual belikan dikarenakan ketidak pahaman mereka tentang sejarah budaya dan perjuangan masa lalu.
semoga para pembaca pecinta budaya semakin memperhatikan nilai2 sejarah dan berusaha melestarikan peninggalan para sesepuh kita yang berwujud wesiaji.
sekian

Sabtu, 07 November 2015

Nama Dapur Sinom Pamor Jung Isi Ndunyo


http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris dapur sinom

Nama Pusaka : Keris Jung Isi Dunyo
Dapur : Sinom
Pamor : Jung Isi Dunyo
Tangguh: Kerajaan Pajajaran
Tahun Pembuatan : Abad Ke 13
Model Bilah Pusaka : Lurus
Panjang Bilah Keris : 33 CM
Panjang Seluruh Keris : 40 CM
Asal Usul Pusaka : Warisan Kerajaan Pajajaran
Warangka Gayaman Surakarta
Yoni / Tuah / Khasiat : Spesial Untuk Menarik rejeki, Melancarkan Jalan Rejeki, dan Meningkatkan Kekayaan Tiada Henti.

Keterangan Tambahan : Pamor Jung Isi Dunyo seperti ini sangat langka dan banyak dicari.

Untuk sekedar share bagi para " agan agan " agar lebih teliti dan lebih mengenal dapur keris lurus


   Betok : Bilahnya lebar ,agak pendek biasanya tipis , dengan gandik polos pejetan tikel alis tidak jelas
    Brojol :  tanpa ricikan hanya pejetan
    Tilam Upih : pejetan , tikel alis
    Jalak :
    Panji Anom : tikel alis ,sogokan , sraweyan ,greneng
    Jaka Supa
    Semar Betak : gandik berukir naga atau lung lungan ,kembang kacang , greneng
    Regol : gandik dua, pejetan , tingil di dua sisi , pejetan sampai pinggir , bentuk simetris
    Karna Tinanding : gandik dua, tikel alis 2, pejetan 2, sogokan, ri pandan , greneng
    Kebo Teki : bilah pendek dan agak lebar lambe gajah 3 ,kmbng kcang , greneng
    Kebo Lajer atau Mahesa Lajer :
    Jalak Ruwuh :pejetan, tingil ,ada ada, gusen
    Sempane Bener
    Jamang Murub : sgokan pndek , bilh brbingkai ( lis lisan )
    Tumenggung : lmbe gjh, kmbng kcng, srweyan, greneng
    Pantrem
    Sinom Worawari : semua keris lurus yg brgusen disbut wora wari
    Condong Campur
    Kalamisani : lmbe gjh 2, kmbng kacang , sogokan, greneng, gusen, krwingan , tikel alis
    Pasopati : lambe gajah , kembang kacang pogog , sogokan , ri pandan , gusen ,
    Jalak Dinding : pejetan , tingil, gusen
    Jalak Sumelang Gandring : sgokan satu di dpan, srweyan , tingil
    Jalak Ngucup Madu
    Jalak Sangu Tumpeng : sogokan 2 ,sraweyan tingil
    Jalak Ngore : sraweyan , greneng
    Mundarang
    Yuyu Rumpung : bilah sprti pedang suduk gnja kelap lintah
    Mesem
    Semar Tinandu : kmbng kcang 2 , sgokan
    Ron Teki : gndik pnjang, kmbng kcng, lbe gjh 2, sgokn hnya 1 di dpn
    Dungkul : bilah seperti tilam upih ricikan ganja
    Kelap Lintah : duri basis bilah mlengkung ke atas tnpa gnja
    Sujen Ampel : lmbe gjh, kmbng kcng, jnggot 2, ri pndn brsusun, bdan bilah agk tbal
    Lar Ngatap
    Mayat Miring : bilah agak membungkuk , gusen , sogokan hanya satu , ada ada seperti punuk (punggung)
    Kanda Basuki
    Putut Kembar
    Mangkurat
    Sinom : tikel alis , sgokn, srweyan , greneng
    Kala Munyeng
    Pinarak : bilah seperti pedang tusuk gndik pnjng, sgkan
    Tilam Sari : gusen, ruwingan
    Jalak Tilam Sari : tingil , gusen, kruwingan
    Wora Wari :  semua keris lurus yg brgusen disbut wora wari
    Marak : sgkn hnya satu di dpa , greneng
    Damar Murub
    Jaka Lola : satu sgkan didpan , greneng tak smprna, ujung gnung
    Sepang
    Cundrik
    Cengkrong : gandik panjang bilah melengkung
    Naga Tapa
    Jalak Ngoceh
    Kala Nadah
    Balebang
    Pundhak Sategal
    Kala Dite
    Pandan Sarawa
    Jalak Barong atau Jalak Makara
    Bango Dolok Leres
    Singa Barong Leres
    Kikik
    Mahesa Kantong
    Maraseba

Kamis, 05 November 2015

Misteri Sebuah Keris Umyang Jimbe


https://kerispusakanogoleong.blogspot.com
keris omyang jimbe

https://kerispusakanogoleong.blogspot.com
keris omyang jimbe

Sebuah misteri dari sebilah keris unik bernama omyang jimbe, keris omyang di atas berpamor satriyo pinayungan di jaman melenium sekarang  ini bagi masyarakat umum roda perekonomian dunia sangat sangat berat semua kebutuhan pokok serba melonjak tinggi, nah dari itu bagi sebagaian orang yang berfikir dangkal mereka akan terjerumus kedalam bujuk rayu setan, bagi setan inilah kesempatan emas untuk menjerumuskan manusia manusia berfikir dangkal jauh menyimpang dari aturan agama, meraka akn pergi kesana kemari untuk mencari kekayaan dengan cara instan/menyimpang(nyupang) dari kodrati "manusia".ok kita akan membahas sebilah keris yang di percaya sebagian orang pecinta tosan aji sebagai "keris pesugihan omyang jimbe".



"Keris Omyang Jimbe" 

jika dilihat dari wujudnya keris omyang jimbe  tampak biasa-biasa saja, alias tidak istimewa. Akan tetapi keris umyang jimbe ini mempunyai kemampuan unik. keris ini terkenal dengan kekuatannya yang bisa memperlancar rezeki dan serta keampuhannya untuk mensukseskan segala jenis usaha.Konon, KERIS OMYANG JIMBE banyak di cari karena dapat digunakan untuk mendatakangkan uang dari alam ghaib.

sebuah cerita keampuhan keris omyang jimbe

ada seorang warga kabupaten Cepu, Jawa Tengah menunjukkan keajaiban keris omyang jimbe yang dimilikinya. Sebuah gelas, diisi dengan seperempat gelas beras. Kemudian gelas tersebut ditutup kain putih, lalu keris omyang jimbe ditaruh di samping gelas. Dalam waktu satu jam, keajaban terjadi, gelas yang semula hanya berisi seperempat, kini gelas tersebut tersi penuh oleh beras. “inilah salah satu keajaiban yang dimiliki oleh omyang jimbe ini ".

Sejarah nama keris omyang jimbe

Beberapa literatur kuno baik versi jawa tentang sejarah perkerisan (serat centhini) maupun buku-buku yang di terbitkan oleh penjajah Belanda zaman dahulu bahwa keris berdapur puthut kembar yang biasa di sebut sebagai omyang jimbe memiliki macam versi. Meski sebenarnya penamaan omyang jimbe kurang pas, karena penamaan tersebut di ambil dari nama seorang empu bernama omyang yang hidup di zaman kerajaan pajang.

Namun penamaan tersebut sudah terbiasa di kalangan masyarakat sehingga penamaan dapur puthut kembar menjadi sangat akrab di sebut sebagai keris umyang jimbe. Namun sebenarnya ada beberapa keutamaan dari keris yang biasa di sebut omyang ini, di antaranya Omyang jimbe, Omyang Tagih, Omyang Tambah Beras, Omyang Cungpet (pemadam listrik), Omyang Darah dan Omyang Kera Nadah (bagian gandhik bentuk kera kembar bukan puthut kembar) konon pusaka yang satu ini termasuk kategori langka.

Keris Pesugihan Omyang Jimbe

Keris "Omyang" versi buatan Empu Omyang (Era Pajang) memiliki ganja yang datar tergolong ganja wuwung. Bagaimana dengan yang dikenal masyarakat dengan "omyang jimbe" (yang dikenal memiliki isoteri (tuah) melindungi harta pemiliknya dan memudahkan menagih hutang, bahkan beberapa keris omyang jimbe dapat di manfaatkan sampai menarik dana ghaib. Dan apakah setiap keris "Omyang" sepuh semuanya dibuat oleh Empu Omyang yang hidup di era Pajang ?.. Jawabannya tentu tidak.

Sekali lagi hal tersebut adalah kesalahan persepsi tentang keris ber dapur puthut kembar ini yang sudah terlanjur beredar di kalangan masyarakat. Di samping itu Garapan Mpu Omyang juga memiliki ciri di bagian Pesi, yaitu berlubang seperti lubang jarum. Berdasarkan buku versi belanda Omyang yang asli hanya ber pamor, wos wutah, wengkon, toyo membeg, lawe saukel dan kelengan, namun seiring kemajuan zaman keris ini banyak di kembangkan menjadi berpamor lain yang lebih indah lagi. Khususnya lebih banyak kepada keris kamardhikan (keris yang di buat setelah zaman kemerdekaan).

Empu Omyang adalah anak Empu Supa (Sepuh) dari jaman Majapahit. Ki Omyang juga disebut Ki Tundhung Kudus. Disebut demikian karena sewaktu mengabdi kepada Raja Pajang ia diusir dari keraton gara-gara difitnah oleh rekannya Empu Cublak. Di Kudus pembuat keris ini tidak lama, kemudian ia mengabdi ke kerajaan Mataram, bahkan dia diangkat menjadi pemimpin para empu, dan diberi gelar Ki Supa Anom atau lebih kondang disebut Ki Nom.

Karya Empu Omyang banyak dipercaya masyarakat jika digunakan untuk mengkreditkan uang akan menguntungkan. Yang berhutang selalu akan risih karena diganggu oleh dhemit dan thuyul yang bercokol di dalam KERIS OMYANG itu. Keris Omyang ditandai dengan bagian sor-sorannya yang mbekel (buncit) seperti perut Bethara Narada atau ngedhe karena luknya berjalan kekiri, tidak kekanan seperti lazimnya. Namun menurut pakar tayuh keris R. Oesodo, keris Omyang tidak selalu ngedhe. Ada juga keris Omyang yang berluk biasa bahkan ada juga yang berdapur lurus.

Pada umumnya keris tangguh Pajang memiliki besi mentah, terkesan kurang tempaan Pamornya mubyar (menyala) putih seperti perak. Baja sedang jika berluk, kelokannya terlihat rapat (kekar). Ganja umumnya besar. Sirah cecak juga besar. Tantingannya agak berat, lebih berat dari keris-keris Mataram. Selain Omyang di jaman Pajang juga dikenal Empu Cublak, Empu Wonogati, Empu Surawangan, Empu Joko Puthut dan Empu Pengasih. Pembuat keris yang disebut terakhir ini ditandai dengan karyanya yang tidak berpamor.

Artikel ini hanya mengulas tentang kasanah peninggalan nenek moyang kita yang adi luhung perlu kita pelihara dan apressiasi, beliau beliau para empu membuat sebilah maha karya (master peace) bukan untuk di salah gunakan untuk hal hal yang menyimpang atau menjauhkan kita dari kodrat dan tatanan agama yang melarang "mencari kekayaan(pesugihan) dengan cara yang melenceng menjurus sirik, karena sifat sirik sangat di benci Allah karena menduakan allah yang esa, maka jauhilah perbuatan yang tercela itu. salam santun. 

Keris Kebolajer Dan filosofinya

https://kerispusakanogoleong.blogspot.com
keris dapur kebo laje/mahesa lajer

Untuk edisi kali ini kita akan membahas sebuah dapur keris  yang unik serta filosofinya, sebuah keris berdapur kebo lajer/mahesa lajer estimasi pembuatan "tuban"dalam khasanah budaya tosan aji/perkerisan di indonesia terdapat banyak ciri atau dapur dengan berbagai macam nama dan kegunaannya, dari yang sangat terkenal dapur keris:


Dapur sengkelat
Dapur nogososro
Dapur sabuk inten
Dapur tilam
Dapur brojol
Dapur singo
Dapur kebo lajer/ mahesa lajer Dll

Dan untuk kali ini kita akan membahas keunikan dan kegunaan keris berdapur "kebo lajer/mahesa lajer" dengan berbagai pamor dan makna filosofi yang tergambar di bilah keris ini.

- Filosofi Dhapur KEBO LAJER.
Dapur Kebo Lajer harapan bahwa si pemiliki keris diharapkan seperti kerbau laki-laki yang giat bekerja untuk menghidupi keluarga-nya.

Tuah atau do’a yang terkandung dalam sebilah keris dhapur kebo lajer dipercaya untuk menolak wabah penyakit, karena kepercayaan ini pada zaman dahulu keris ini sering di miliki oleh para pengreh praja (lurah, bupati, raja, dll) Karena mereka percaya keris Dhapur Kebo Lajer bertuah untuk daerah kekuasaanya dari serangan hama tanama serta wabah penyakit.

Sebagian pecinta keris lain mengatakan tuah Kebo Lajer adalah untuk membantu penghidupan petani, menyuburkan tanaman, sehingga panennya berhasil. Menolak wabah penyakit ternak sehingga ternak dapat berkembang dengan baik serta memberikan haasil yang berlipat.

- Filosofi Pamor Putri kinurung. 
Bentuknya menyerupai gambaran danau dengan tiga atau lebih “pulau” ditengahnya. Letaknya ditengah sor-soran. Tuahnya untuk memudahkan mencari rejeki dan mencegah sifat boros. Bisa diterima dikalangan manapun. Tidak pemilih.

- Filosofi Pamor Tunggak semi.
Pamor ini terletak ditengah Sor-soran. Berkombinasi dengan pamor Wos Wutah. Tuahnya untuk mendapatkan rejeki walau bagaimanapun kecilnya. Tidak termasuk pamor pemilih.

- Filosofi Pamor Aling - aling.
Tuah atau do’a yang terkandung pada pamor aling – aling adalah perlindungan atas keselamatn dari pemiliknya, harta benda, serta keluarganya. Juga terhadap serangan wabah penyakit.



- Filosofi Pamor Mrutu Sewu.
Mirip Udan Mas dan Sisik Sewu. Pamornya berupa bulatan besar dan kecil, rapat satu sama lainnya dan disela pamor yang berbentuk pusaran-pusaran itu ada semacam titik-titik pamor kecil. Pamor ini memudahkan mencari rejaki juga dipercaya orang memudahkan anak gadis atau janda dalam mencari jodoh dan pamor ini tidak pemilih.

- Filosofi Pamor Wengkon.
Ada yang menamakan pamor Tepen. Bentuknya mirip bingkai (wengkon artinya bingkai). Tuahnya untuk perlindungan, ada yang untuk menghindari dari godaan, ada yang memperbesar rasa hemat dan ada yang untuk menghindari dari guna-guna.

Pengharapan dan do’a saya :

Saya namakan MARGO MUKTI (jalan kejayaan), karena tersimpan pengharapan tentang kejayaan keluarga sampai terus kepada anak keturunan saya kelak. sebilah keris lurus sepuh berdapur kebo lajer atau orang banyak yang bilang mahesa lajer" 

Keris ini sama sekali tidak ber-tuah, memiliki Yoni apalagi ber-khodam. Keris ini hanya sebilah besi biasa, yang mewakilkan harapan serta do'a saya.

-tungak semi : Dengan menyimpan pusaka ini, saya memotifasi diri saya sebagai seorang kepala keluarga, agar selalu giat bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan pengharapan mendapatkan hasil yang berlimpah (turah di sandang turah di pangan), selalu di kerubuti rejeki dan keberuntungan (seperti mrutu sewu). Serta Rejeki selalu muncul bak tunas yang bersemi .

-pamor aling – aling : Keluarga selalu aman tenteram terlindungi dari segala godaan baik wabah penyakit, fitnah, maupun godaan makhluk lain .

-Pamor wengkon: Yang terakhir dengan mengharap perlindungan Tuhan YME. 

Semua ini hanya sarana bagi kita, akan tetapi hanya Allah yang berkehendak"kunfayakun", terjadilah maka seketika itu akan terjadi. kita sebagai manusia hanya di wajibkan untuk meminta maka kita harus selalu berdo'a kepada allah agar selalu di beri jalan yang terang dan lurus Amiin

Selasa, 22 September 2015

Mengenali keris dapur nogo sosro

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
Keris nogososro

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris nogososro

Bagi kita sebagai pecinta seni pusaka keris/tosan aji paling tidak harus tahu berbagai macam bentuk dapur keris,terkadang dalam satu dapur keris akan tetapi terdapat bermacam macam nama salah satunya keris berdapur nogo.dan kita sebagai pecinta sekaligus pengagum seni pusaka harus bisa "mengenali  Keris Dapur Nogo Sosro" salah satunya.


Keris yang bermotifkan naga/nogo dgn luk 13 pun tidak hanya Nogo sosro. ada keris lain dengan motif naga/nogo namun bukan Nogo sosro Diantaranya

Keris Nogo kikik: Keris motif naga luk 13 di serasah emas sampai ekor, kepala naga tdk dengan mahkota, namun hanya memakai tropong dan tanpa intan di mulutnya.

Keris Nogo Rojo: Keris serupa bertatahkan emas kepala naga bermahkota tanpa ada intan Di mulutnya.
Keris Nogo Siluman: Keris luk 13 namun gambar Naga bermahkota hanya pada bagian kepala dan ekornya saja dan bagian tubuh tidak ada.

Keris Nogo Welang: Luk 13 dan kepala naga dgn hiasan mahkota narpati (bukan mahkota raja) dan gambaran tubuh selang seling antara emas dan pamor dan jk diamati nampak seperti ular welang.

Keris Nogo Bangkotan: Keris luk 13 kepala naga bermahkota Di serasah sampai ekor namun gambaran naga hanya sampai sepertiga badan keris.

Keris Nogo Runting: Keris bermotifkan naga Di serasah emas sampai ekor bermahkota narpati dan mulut runcing

Keris Nogo Sampo: Keris motif naga luk 13 Di serasah sampai ekor namun bentuk gambar naga seperti naga dalam mitos cina.

Keris Nogo Puspo: Luk 13 Di serasah sampai ekor kepala naga bermahkota dan bentuk ekor seperti bunga yang mekar.

Keris Nogo Penganten: Luk 13 dengan motif dua ekor naga yang saling melilit serta kepala naga di bagian depan dan belakang bagian sor-soran keris dan Di serasah.

Keris Nogo Pandhito: Keris dengan motif naga yang serupa dengan Nogo sosro namun di bawah kepala naga ada tatahan orang bertapa.

Itulah sedikit gambaran mengenai keris yang bermotifkan naga dan masih banyak lagi keris bermotifkan naga dgn bentuk dan ciri2 yang berbeda serta ada yang lurus dan luk.

SEPENGGAL KISAH KERIS NOGO SOSRO.

Mohon di fahami dalam kisah cerita seperti ini sangat banyak fersi dan tolong jangan di pertentangkan dari satu cerita versi lain, yang penting kita memelihara dan ikut memiliki(hangdarbeni) warisan adiluhung dari para orang tua orang tua kita jaman dahulu.kabudayan kang adhiluhung iku gumantung marang sopo kang ngrepto lan sopo kang angleluri.kebudayaan adalah ciri nusantara ini dari jaman dahulu samp[ai sekarang, budaya suatu bangsa adalah ciri/cermin bangsa itu sendiri.

Sepenggal kisah lahirnya keris kiai nogo sosro,Malam itu kabut menyelimuti kotaraja Majapahit. Di langit, mendung menggelanyut menutup gemerlap bintang. Gelap sunyi, bahkan tak terdengar suara jengkrik dan garengpong yang biasanya rajin berpesta menyambut jatuhnya sinar rembulan. Para Rakryan Mahamantri Katrini, Rakryan Mantri ri Pakira-kiran. Dharmmadhyaksa serta Dharmma-upapatti memenuhi pendopo agung kotaraja. Duduk bersimpuh mendengarkan sang Raja yang sedang prihatin melihat kondisi kerajaan yang kian memburuk. Musim Paceklik cukup panjang sehingga sawah & ladang kering, hasil panen tidak mencukupi kebutuhan rakyat banyak, perekonomian masyarakat telah dikuasai para saudagar besar yang memonopoli perdagangan, para pejabat kerajaan tak mempedulikan keadaan rakyat, sibuk saling sikut untuk mencari kekuasaan & memperkaya diri sendiri. Kerajaan2 andahan sudah mulai berani membangkang tidak mematuhi arahan2 dari sang Raja, terutama Blambangan yang menurut informasi para telik sandi, sudah menyiapkan bala tentara untuk menggempur kota raja Serta masih banyak lagi hal yang disampaikan oleh sang Raja dalam keluh kesah keprihatinannya malam itu.

Semua yang hadir hanya menunduk terdiam. Mulut mereka kelu terkunci tak mampu menyela ataupun menampik keprihatinan sang Raja karena memang itulah yang senyatanya terjadi di wilayah kerajaan Majapahit saat itu. Sementara Raja menarik nafas dalam merasakan beban berat berada di pundaknya. Matanya menerawang jauh ke arah wringin kembar yang tertancap kokoh di tengah alun2 kota raja.

Ditengah ketermangguan yang kaku itu, seorang Dharmma-upapatti tiba2 membungkuk menyembah sang Raja, memohon ijin untuk menyampaikan pendapat. Sang Raja pun mengijinkan karena memang ia ingin sekali mendengar masukan dari yang hadir pada malam itu. Maka si Dharmma-upapatti pun memulai kalimatnya,"Mohon ampun paduka Baginda, memang benar apa yang paduka Baginda sampaikan. Kamipun sangat merasakan keadaan tak menentu yang menimpa kerajaan Majapahit saat ini. Menurut hemat saya, apakah tidak sebaiknya jika Baginda Raja memanggil mPu Supo ke kerajaan dan menitahkannya untuk membuat sebilah pusaka guna meredakan semua ontran2 yang terjadi saat ini ?

Sang Raja pun terhenyak dari kemasygulannya. Berdiri lantas berucap, " Benar apa yang kau sampaikan itu. Sudah lama kerajaan tidak memiliki pusaka setelah Kyai Sengkelat yang kita selamatkan dari Blambangan. Kini sudah saatnya Majapahit memiliki pusaka yang bisa menenteramkan kondisi kerajaan kita saat ini". Maka segeralah Raja menitahkan orang kepercayaannya untuk memanggil mPu Supo agar membuatkan keris pusaka kerajaan.

Singkat cerita, setelah MPu Supo menerima titah raja, maka segeralah dia bersemedi memohon petunjuk kepada Shang Hyang Tunggal. Bertapa cukup lama sampai mendapatkan petunjuk bagaimana bentuk & manfaat pusaka yang nanti akan digunakan sebagai salah satu pusaka andalan Majapahit itu. Setelah mendapat petunjuk, maka segeralah ia mencari bahan2 yang dibutuhkan dan mempersiapkan segala ubo rampe pembuatan pusaka kerajaan tersebut. Menempanya di kawah gunung yang sangat panas, dan menyepuhnya di laut sampai air laut itu bergejolak sehingga sampai disebut dengan Segara Wedang, yaitu air laut yang bergejolak seperti air panas yang bergelora. Setelah jadi, pusaka tersebut ternyata memiliki hiasan yang sangat indah berbentuk Naga dengan sisik yang banyak yang lantas diberi julukan Sisik Sewu atau Seribu Sisik berhias emas dengan relief kijang emas atau Kidang Mas (Kidang Kencana) di sisi tengah bawah sor-soran.

Setelah selesai seluruh prosesi pembuatan pusaka yang berbentuk Naga tersebut, lantas MPu Supo menyerahkannya kepada sang Raja. Tak ayal, sang Raja sangat bergembira menerima pusaka yang dipesannya tersebut yang lantas menamainya dengan gelar Kyai "NOGO SOSRO"

Dalam cerita ini, memang keris pusaka NOGO SOSRO diceritakan dibuat oleh mPu Supo pada era kerajaan Majapahit. Dalam legenda disebut bahwa pembuatan Kyai Naga Sasra sampai membuat air laut bergejolak (Segara Wedang). Legenda ini seakan mengejawantahkan situasi dimana pusaka tersebut lahir ditengah situasi sosial-politik Majapahit yang sedang bergejolak akibat begitu banyaknya pertentangan, pemberontakan, kemiskinan dan berbagai malapetaka lainnya. Berbagai perbedaan pandangan politik, kesenjangan sosial yang makin tampak dan beragamnya kepercayaan masyarakat pada masa itu diibaratkan dengan istilah Sisik Sewu (Sasra).

Naga Sendiri memiliki makna kewibawaan seorang Raja yang bisa memberikan pengayoman, perlindungan dan mampu mensejahterakan masyarakat yang dipimpinnya. Menyatukan berbagai perbedaan yang ada dengan simbol Keris yang bermakna tungggal lan manunggal. Sedangkan kidang kencana atau kidang mas melambangkan kemakmuran ketika semua elemen masyarakat mampu bersatu padu menyatukan tekad membentuk kerajaan yang besar. Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kertaraharja diejawantahkan dalam hiasan emas yang melapisi bilah keris Naga Sasra tersebut.

Demikian sehingga kyai Naga Sasra telah menjadi pusaka yang benar2 mengilhami sang Raja sehingga mampu menjalankan roda pemerintahan dengan lebih bijaksana dan mampu menyatukan cara pandang masyarakat sehingga segala ontran2 bisa dilalui dengan baik. Maka Kerajaan Majapahitpun kembali berdiri tegar menjadi kerajaan yang kuat.


Semoga ada manfaatnya sebagai bentuk pembelajaran mengenai pusaka peninggalan para sesepuh tanah jawa.

Keris Kiai Singo Barong Tinatah Emas

Jaman modern ini banyak orang yang berlomba lomba untuk mendapatkan sebuah peninggalan yang adiluhung dr nenek moyang kita salah satunya berupa tosan aji berupa sebilah keris. keris sudah di akui oleh dunia, karena seni dan filosofi yang terkandung di dalam sebilah keris.


http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
kiai singo barong

keris adalah filosofi gambaran hidup manusia.dan kali ini saya akan mempost sebilah tosan aji keris bedapur singo barongog/kiai singo barong tinatah emas.salah satu keris yang banyak di buru oleh orang orang milyarder ,pejabat pengusaha dn sebagainya,


Dhapur Singo Barong/nogo singo adalah keris yang bagian gandiknya diukir dengan bentuk kepala singa mirip kilin, yakni arca binatang mitologi penunggu gerbang dari Cina. Arca semacam ini banyak terdapat di kelenteng dan menunjukkan pengaruh budaya Cina di Nusantara. Ricikan keris dhapur Singo Barong biasanya menggunakan sraweyan, ri pandan dan greneng. Dhapur ini juga bisa disebut dhapur Naga Singa. Selain gandik yang diukir berbentuk singa, dhapur ini juga biasanya menampilkan kelamin yang tegang sebagai simbol kejantanan. Mulut singa juga biasanya disumpal emas atau batu permata yang konon tujuannya adalah untuk meredam aura panas atau penampilan sifat galak dari keris dhapur SIngo Barong ini. Berbeda dengan keris dhapur Nagasasra yang melambangkan kebijaksanaan dan kekuasaan seorang raja, dhapur Singo Barong merupakan simbolisme kekuasaan dan ketegasan yang dimiliki tidak saja seorang raja tetapi juga patih dan senopati perang.

salah satu benda pusaka di Nusantara ini yang namanya cukup menggetarkan para pecinta Keris Pusaka adalah  keris kiai singo Barong.  Sejak dahulu, keris dengan bentukan dapur Singa Jantan ini telah menjadi buruan para pe Smburu benda pusaka karena keris dengan dapur Singo Barong diyakini memang sangat kuat. Dapur Singo lanang (simha) ini akan membuat sang pemilik atau pemegang keris ini memiliki karakter pemberani dan kuat bagaikan simha yang penuh kekuatan dan keberanian.  Selain itu, wibawa singa juga diyakini mampu membuat pemilik atau pemegang keris ini memiliki kewibawaan dan kharisma bagaikan singa.

“Keris Kyai Singo Barong ini memang salah satu keris yang cukup istimewa, sangat langka. Kharismanya sangat kuat, dan bila kekuatan keris ini sudah menyatu dengan pribadi pemiliknya, maka orang yang memiliki keris ini bagaikan singa, disegani kawan atau lawan, tapi tidak semua orang bisa cocok memegang keris ini” penjelasan bahwa keris itu ibaratnya sama dengan pakaian sehingga wajar jika ada yang cocok atau tidak cocok. “Ya ibarat pakaian, ada yang cocok ada yang tidak.

Sebagai benda pribadi yang sangat berharga, keris dianggap sebagai benda yang pantas diwariskan kepada anak-cucu, menjadi benda pusaka yang diturunkan dari generasi ke generasi. Para generasi terdahulu umumnya memahami ajaran kejawen, termasuk ilmu pengetahuan mengenai seluk beluk perkerisan, pemeliharaannya dan kecocokkan karakter keris dengan  pemiliknya.

Seiring perkembangan zaman, nilai-nilai kejawen dan perkerisan pun mulai ditinggalkan masyarakat, sehingga tak banyak lagi masyarakat yang tahu dan memahami masalah perkerisan dengan baik. Akibatnya, mulai muncullah masalah antara keris dan pemiliknya. Efek buruk dari sebilah keris baru muncul ketika keris tersebut tidak cocok dengan pemiliknya.

Masing-masing keris mempunyai tuah / kegaiban sendiri-sendiri, seperti untuk perlindungan, kesaktian, kekuasaan, rejeki, dsb. Tuah keris yang paling dasar adalah untuk perlindungan bagi si pemilik dari serangan gaib / kejahatan. Jadi, selain tuah untuk kesaktian, kekuasaan atau rejeki, keris juga memberikan tuah sebagai perlindungan bagi si pemiliknya.

#NB: Harus di ingat sebilah keris pusaka itu hanya wasilah yang tak mutlak bisa menolong kita. jangan sampai kita berbuat sirik pada Allah, karena yang maha kuat itu bukan sebilah keris atau sebuah pusaka,akan tetapi yang paling kuat itu Tuhan semesta alam.Allah ta'alla.

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris singo barong

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris singo barong

http://kerispusakanogoleong.blogspot.co.id/
keris singo barong

Tilam Upih Pamengkang Jagad


keris tilam pamengkang jagad

Dhapur      :Tilam Upih Pamengkang                        Jagad
Pamor     :Adeg Siji / Sodo Sak Ler
Tangguh     :Tuban
Jejeran       :Kayu Kemuning
Warangka  :Kayu Asem
Yoni     :Dipercaya pemiliknya                            akan mempunyai wibawa                     yang sangat besar, dan                          juga sebagai                                        penolak / penangkal segala sesuatu yang tidak diinginkan seperti serangan guna- guna, makhluk halus, binatang berbisa dan orang yang mempunyai itikad tidak baik terhadap dirinya.



Yang harus di perhatikan para pecinta besi aji/tosan aji


Peringatan ini untuk para pemula pecinta seni tosa aji 

Pengertian keris yang harus dihindari disini bukanlah keris dengan jin gundul berwajah buruk pembawa sial seperti keyakinan banyak orang, melainkan keris yang diragukan syarat materialnya (wutuh, tangguh, sepuh) untuk dibeli, dibayar atau dimaharkan.

keris tilam pamengkang jagad
keris tilam pamengkang jagad
Jika anda pencinta keris sepuh/tua/kuno, berhati-hatilah sebab segmen pasar keris jenis ini rawan penipuan. Ketahuilah keris dapur mana saja yang popularitasnya tinggi dan ketersediaanya cukup banyak (sengkelat, parungsari, jalak) dan keris dapur mana saja yang popularitasnya tinggi tapi ketersediaan pasar sedikit (jaran guyang, sempana bungkem, pasopati). Semakin jarang dapur keris tersebut maka terjadi upaya untuk membesut/mengolah keris dapur lain yang mirip untuk dijadikan dapur yang jarang sekaligus bernilai jual tinggi. Misalnya Kalamisani diolah menjadi Pasopati, keris lurus dijadikan luk kemba/hemet dan seterusnya.

Pemalsuan juga bukan saja soal mengubah dapur keris tetapi juga membuat bilah keris menjadi sepuh/tua/kuno, baik dengan proses kimiawi (menggunakan asam) atau proses alamiah (menguburnya di tanah atau membiarkannya di tempat terbuka dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena permintaan keris sepuh/tua/kuno cukup tinggi, maka cara lain adalah membuat keris jenis itu dengan bahan-bahan material yang mirip seperti pipa ledeng bahkan velg motor untuk bilah dan pamor. Mereka yang tidak mampu memilah atau terlalu bernapsu dengan keris sepuh membuat permintaan tinggi dimana pasar bereaksi memenuhi kebutuhan itu dengan berbagai cara. Seorang seller keris pernah mengatakan pada saya bahwa makin hari ketersediaan keris sepuh/tua/kuno yang asli semakin sedikit. Keris yang bagus-bagus sudah jatuh ke tangan kolektor kelas kakap. Mereka membeli keris dengan harga murah kepada pedagang yang lebih kecil serta berani menjualnya kembali dengan harga tinggi karena sudah punya nama besar. Sementara keris yang tersisa hanya berputar di dalam pasar level bawah dengan harga yang terus naik karena sudah berkali-kali berpindah tangan. Ketersediaan yang semakin sedikit itulah yang kemudian dipenuhi oleh keris besutan/owah-owahan yangdibuat semirip mungkin dengan aslinya, selagi permintaan pasar lebih cenderung kepada keris sepuh dibandingkan keris baru.

Dengan demikian keris besutan/owah-owahan bukan lagi mengambil bentuk 'asal jadi' dan 'asal aneh' seperti fenomena tahun 1980an, melainkan mengikuti keinginan pasar dimana para peminat keris sepuh sudah semakin pintar untuk mencari pusaka sesuai pakem. Benarkah sesuai pakem? Jika pakem mengatakan bahwa keris harus memenuhi kriteria utuh (dicari yang tidak cacat seperti combong atau nama kerennya pamengkang jagad, nyangkem kodok, randa beser, pamor minum darah dan sebagainya), maka harus memenuhi kriteria sepuh dan tangguh itulah yang masih jadi pertanyaan besar. Butuh pengalaman memegang keris dan jam terbang tinggi untuk bisa mengetahui seberapa tua dan jaman pembuatan sebuah pusaka.

Oleh karena itu, membeli/memahari sebilah pusaka sepuh/kuno/tua terutama online harus memperhatikan aspek sebagai berikut: Pertama, harga yang realistis; jika harga terlalu murah atau terlalu mahal, anda boleh curiga. Terlalu murah bisa jadi kualitasnya memang rendah atau penjualnya tidak tahu menilai kualitas barang (meski faktor ini jarang terjadi), atau terlalu mahal karena banyak cerita bumbu yang dijual (pegangan raja majapahit, milik empu gandring dan sejenis). Pada saat ini, sebilah keris sepuh dengan dapur yang mudah diperoleh (brojol, jalak) dan pamor mlumah atau tiban (ngulit semangka, wos wutah) berkualitas tangguh, utuh sepuhnya baik biasanya berkisar 800ribu-1,5juta rupiah. Jika melalui proses lelang bisa lebih murah, entah karena sudah bosan, stok banyak atau ada cacat kecil yang tidak berarti. Keris dengan dapur yang lebih jarang (pasopati) dengan usia yang lebih tua, pamor miring atau rekan (lar gangsir, ron genduru) bisa berkisar 2,5 hingga 3 juta rupiah. keris tua tangguh bali yang jarang di pasaran bisa mencapai 4 juta rupiah sementara keris dengan dapur seperti singo barong atau nogososro tanpa kinatah bisa mencapai 5 juta rupiah. Itu semua masih harga bilah dengan sandangan standar. Semakin mahal sandangan seperti warangka dengan perak murni, emas bahkan permata tentu saja akan membuat keris semakin mahal. disini bukan lagi faktor obyektif mengenai material tetapi sudah soal investasi bahkan juga faktor subyektif seperti keindahan dan seni. Belum lama ini saya melihat langsung sebilah keris dengan sandangan berupa warangka emas campur perak dengan hiasan batu mirah serta berlian. Penjualnya menyebutkan angka 450 juta rupiah untuk keris dengan dapur Sempana luk 7 yang menurut saya bilahnya biasa-biasa saja. Itu masih lebih fair dibandingkan orang yang menipu dengan mengatakan menjual keris Pasopati seharga milyaran rupiah, padahal gambar yang dipasang adalah Tilam Upih biasa.

Kedua, seller yang terpercaya. Banyak penjual yang kini sudah memiliki blog atau facebook untuk menawarkan dagangannya. Pilihlah mereka yang dapat dipercaya baik kualitas barang dagangan, service exellence, serta respons yang bersahabat. Saya cenderung memilih penjual yang kredibilitasnya bukan saja didapat secara online, tetapi juga mereka yang memiliki penjualan offline, serta mudah dihubungi baik lewat email atau telpon. Dengan demikian kepercayaan bisa dibangun dengan baik untuk proses bisnis selanjutnya. Pengalaman saya, pada akhirnya harga nomor dua karena nomor satu adalah kepercayaan yang tidak mudah untuk didapat dan dipelihara. Pertimbangkan pula faktor budaya dan daerah untuk menggambarkan secara garis besar karakter penjual dan barang dagangannya, sehingga anda dapat lebih mudah memilih pusaka berdasarkan gatra (Yogya, Solo, Madura) bahkan juga membaca kesukaan seller terhadap jenis pusaka tertentu. Seorang seller langganan saya menyukai pamor wengkon sehingga informasi terhadap pamor jenis itu dan ketersediaan yang dimilikinya, memudahkan saya jika kelak menginginkan pamor demikian.

Ketiga, pertimbangkan suara hati dan perbanyak pengetahuan tentang aspek fisik/material keris. Seringkali faktor "keblondrok" (tertipu mendapat keris besutan/muda padahal menginginkan yang tua) bukan saja karena tidak memahami harga pasar, seller yang curang tetapi juga lebih banyak karena ketidaktahuan dan rasa abai terhadap hati sendiri. Jika sudah bernapsu menginginkan suatu, maka peluang untuk jatuh karena terlalu mahal dan tertipu juga semakin besar. Favoritisme terhadap dapur atau pamor tertentu membuat orang kalap untuk mengejar apalagi harus berlomba dengan orang lain di pelelangan. Selain menguras dompet, tentunya akan malu jika mendapat barang yang ternyata bertolakbelakang dengan harapannya. saya pribadi menganggap proses "keblondrok" untuk satu kali adalah wajar demi pembelajaran. Setidaknya anda memegang sebilah keris yang akan jadi referensi agar tidak mendapatkan yang serupa. Siapapun bahkan yang katanya pakar perkerisan pernah mengalami hal ini. Jika anda berkali-kali "keblondrok" tanpa pernah mau belajar, itu bebal namanya. Itulah sebabnya suara hati penting dan diimbangi dengan proses pengetahuan yang mumpuni. Ada banyak tempat untuk bertanya dan didatangi, ada banyak buku dan referensi untuk dibaca. Tidak ada salahnya mendatangi dan memiliki kan?

Lantas bagaimana dengan penggemar pusaka baru/tangguh Kamardikan abad XX dan XXI? Sejalan dengan perkembangan pasar, keris atau pusaka baru juga sudah bermunculan dan memiliki kualitas yang semakin lama semakin baik. Meski masih disambut dingin oleh para kolektor pemula yang tergila-gila dengan keris sepuh, keris Kamardikan (pembuatan setelah tahun 1945) masa sekarang sudah mengikuti pakem bahkan mutrani (duplikat) terhadap keris-keris sepuh yang dapur dan pamornya langka. Seorang seller pernah mengatakan kepada saya bahwa Keris Kamardikan yang dibelinya sebagai modal untuk lelang, memiliki harga rata-rata 300 ribu rupiah sementara yang berkualitas sangat bagus baik dapur yang jarang maupun pamor miring/rekan bisa mencapai 2,5 juta rupiah. Penjual yang jujur akan mengatakan bahwa barangnya adalah Kamardikan baik garap biasa maupun garap alus. Sementara yang tidak jujur atau tidak mau tahu akan mengatakan itu keris sepuh dan membodohi pembeli yang tidak mau belajar.

Untuk itulah sangat penting untuk menghindari keris-keris yang tidak sesuai dengan harapan, isi kantong dan pengetahuan anda. Tidak ada salahnya memiliki keris baru yang bagus garapannya dibandingkan memburu keris tua yang tidak jelas asal-usulnya.